Our Blog

laporanfistum_stomata



Laporan praktikum
Fisiologi tumbuhan

STOMATA



OLEH:
NAMA           : HALIM GAU
NIM                : G111 15 062
KELAS          : FISTUM C
KLP                : 9 (SEMBILAN)
ASISTEN       : NUR RESKIANA

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Stomata berasal dari bahasa Yunani yaitu stoma yang berarti lubang atau porus, jadi stomata adalah lubang-lubang kecil berbentuk lonjong yang dikelilingi oleh dua sel epidermis khusus yang disebut sel penutup (Guard Cell), dimana sel penutup tersebut adalah sel-sel epidermis yang telah mengalami kejadian perubahan bentuk dan fungsi yang dapat mengatur besarnya lubang- lubang yang ada diantaranya (Anonim, 2011).
Stomata ini berfungsi sebagai jalan masuknya CO2 dari  udara pada proses  fotosintesis, sebagai jalan penguapan (transpirasi), dan sebagai jalan pernapasan (respirasi). Stomata sangat penting bagi tumbuhan karena pori stomata merupakan tempat terjadinya pertukaran gas dan air antara atmosfer dengan system ruang antar sel yang berada pada jaringan mesofil di bawah epidermis. Hal ini sangat menyebabkan stomata sangat berperan dalam proses transpirasi dan fotosintesis (Moore at al, 1988).
Stomata pada sebagian besar tumbuhan lebih terkonsentrasi pada permukaan bagian bawah daun, yang mengurangi transpirasi karena permukaan bagian bawah menerima lebih sedikit cahaya matahari dibandingkan dengan permukaan atas (Campbell, dkk., 2003).
Mekanisme menutup dan membuka-nya stomata tergantung dari tekanan turgor sel tanaman, atau karena perubahan konsentrasi karbondioksida, berkurangnya cahaya dan hormon asam absisat (Lakitan, 1996). Sel yang mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup.
Sel penutup letaknya dapat sama tinggi, lebih tinggi atau lebih rendah dari sel epidermis lainnya. Bila sama tinggi dengan permukaan epidermis lainnya disebut faneropor, sedangkan jika menonjol atau tenggelam di bawah permukaan disebut kriptopor. Setiap sel penutup mengandung inti yang jelas dan kloroplas yang secara berkala menghasilkan pati. Dinding sel penutup dan sel penjaga sebagian berlapis lignin (Arifin,2010).
Berdasarkan pengamatan yang telah dilaukan maka pengamatan stomata perlu dilakukan mengingat pentingnya praktikan mengetahui bentuk dan tata letak dari stomata itu sendiri.
1.2  Tujuan Dan Kegunaan
       Tujuan dari praktikum ini adalah agar prkaktikan dapat mengetahui bentuk dan fungsi stomata dalam proses fotosintesis.
       Praktikum ini berguna untuk praktikan sehingga dapat mengetahui bentuk dan fungsi dari stomata.



















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stomata
       Stomata daun adalah sarana utama pertukaran gas pada tumbuhan. Stomata berbentuk pori-pori kecil, biasanya di sisi bawah daun, yang dibuka atau ditutup di bawah kendali sepasang sel berbentuk pisang yang disebut sel penjaga. Ketika terbuka, stomata memungkinkan CO2 untuk memasuk ke daun untuk melakukan sintesis glukosa, dan juga memungkinkan untuk air (H2O) dan oksigen bebas (O2) untuk keluar. Selain membuka dan menutup stomata (perilaku stomata), tanaman menggunakan kontrol atas pertukar gas mereka dengan memvariasikan kepadatan stomata dalam daun ketika mereka baru diproduksi (seperti pada musim semi atau musim panas). Stomata per satuan luas (kepadatan stomata) bisa mengambil banyak O2, dan semakin banyak air yang dapat dilepaskan. Jadi, lebih tinggi kerapatan stomata dapat sangat memperkuat potensi untuk kontrol perilaku atas kehilangan kadar air dan penyerapan CO2 (Grant dan Vatnick,2009).
       Stomata terdiri atas sel penjaga dan sel penutup yang dikelilingi oleh beberapa sel tetangga. Mekanisme menutup dan membukanya stomata tergantung dari tekanan turgor sel tanaman, atau karena perubahan konsentrasi karbondioksida, berkurangnya cahaya dan hormon asam absisat. Stomata berperan penting sebagai alat untuk adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan. Pada kondisi cekaman kekeringan maka stomata akan menutup sebagai upaya untuk menahan laju transpirasi. Senyawa yang banyak berperan dalam membuka dan menutupnya stomata adalah asam absisat.
       Mekanisme membuka dan menutup stomata pada tanaman yang toleran terhadap cekaman kekeringan sangat efektif sehingga jaringan tanaman dapat menghindari kehilangan air melalui penguapan. Tipe stomata yang berbeda dipengaruhi olek kondisi lingkungan, habitat tanaman tersebut dan anatomi tanaman itu sendiri. Tanaman dengan kondisi kekurangan air memiliki stomata dengan kerapatan rendah serta memiliki sel buliform berukuran besar dengan kerapatan relative besar Sedangkan pada kondisi kelebihan air memiliki stomata dengan kerapatan tinggi (Lestari, 2006).
       Stomata ini berfungsi sebagai jalan masuknya CO2 dari  udara pada proses  fotosintesis, sebagai jalan penguapan (transpirasi), dan sebagai jalan pernapasan (respirasi). Stomata sangat penting bagi tumbuhan karena pori stomata merupakan tempat terjadinya pertukaran gas dan air antara atmosfer dengan system ruang antar sel yang berada pada jaringan mesofil di bawah epidermis. Hal ini sangat menyebabkan stomata sangat berperan dalam proses transpirasi dan fotosintesis (Moore, 1988).
       Tidak semua stomata pada spesies sangat peka terhadap kelembaban atmosfer. Stomata menutup bila selisih kandungan uap air di udara dan di ruang antar sel melebihi titik kritik. Hal itu mungkin disebabkan gradien uap yang tajam mendorong penutupan stomata, respon paling cepat terhadap kelembaban yang rendah terjadi pada saat tingkat cahaya rendah. Suhu tinggi (30 – 350C) biasanya menyebabkan stomata menutup. Mungkin hal ini sebagai respon taklangsung tumbuhan terhadap keadaan rawan air, atau mungkin karena laju respirasi naik sehingga CO2 dalam daun juga naik. Stomata membuka karena meningkatnya pencahayaan (dalam batas tertentu) dan peningkatan cahaya menaikkan suhu daun sehingga air menguap lebih cepat naiknya suhu membuat udara mampu membawa lebih banyak kelembaban sehingga transpirasi meningkat dan akan mempengaruhi bukaan stomata. (Salisbury dan Ross, 1995).
       Stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air kedalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel ke potensi air lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel akan tergantung pada jumlah bahan yang terlarut (solute) didalam cairan sel tersebut. Semakin banyak bahan yang terlarut maka potensi osmotic sel akan semakin rendah. Dengan demikian, jika tekanan turgor sel tersebut tetap, maka secara keseluruhan potensi air sel akan menurun. Untuk memacu agar air masuk ke sel penjaga, maka jumlah bahan yang terlarut di dalam sel tersebut harus ditingkatkan (Lakitan, 1993).
       Kepadatan stomata dapat ditunjukkan dengan kondisi perubahan konsentrasi karbondioksida. Karbondioksida dan intensitas cahaya merupakan adalah satu-satunya faktor yang diketahui dapat digunakan untuk mengendalikan perkembangan stomata dari sel epidermis. Efek dari karbondioksida, pada pertumbuhan daun dapat diketahui dengan mengukur indeks stomata (IS), yang menggambarkan rasio antara banyaknya stomata dengan jumlas sel pada permukaan daun (Johnson et.al., 2002).
       Intensitas cahaya yang optimal akan mempengaruhi aktivitas stomata untuk menyerap CO2, makin tinggi intensitas cahaya matahari yang diterima oleh permukaan daun tanaman, maka jumlah absorpsi CO2, relatif makin tinggi pada kondisi jumlah curah hujan cukup, tetapi pada intensitas cahaya matahari diatas 50% absorpsi CO2 mulai konstan. (Nasaruddin, 2002).
       Sel penjaga pada tanaman dikotil umumnya berbentuk seperti sepasang ginjal. Keunikan dari sel penjaga ini adalah bahwa serat halus selulosa (cellulose microfibril) pada dinding selnya tersusun melingkari sel penjaga, pola susunan yang demikian disebut sebagai miselasi radial (radial micellation). Karena serat selulosa ini relatif tidak elastis, maka jika sel penjaga menyerap air, maka sel ini tidak dapat membesar diameternya, tetapi dapat memanjang. Karena sepasang sel penjaga ini melekat satu sama lain pada kedua ujungya, maka jka keduanya memanjang (akibat menyerap air) maka keduanya akan melengkung ke arah luar. Kejadian ini akan menyebabkan celah stomata terbuka (Lakitan,2007).
       Kadang stomata hanya terdapat dibawah permukaan daun, tetapi juga sering ditemui pada kedua permukaannya, meskipun lebih banyak terdapat dibawah permukaan daun. Daun teratai mempunyai stomata di bagian atas daun, dan tumbuhan yang terendam air tidak memiliki stomata sama sekali. Stomata pada umumnya membuka pada saat matahari mulai terbit dan menutup saat hari gelap, sehingga memungkinkan masuknya CO2 yang diperlukan untuk fotosintesis di siang hari. Umumnya proses pembukaan memerlukan waktu 1 jam, dan penutupan berlangsung secara bertahap sepanjang sore (Dwidjoseputro, 1984)



2.2 Mekanisme membuka dan menutupnya stomata
       Mekanisme membuka dan menutupnya stomata akibat tekanan Turgor Tekanan turgor adalah tekanan dinding sel oleh isi sel, banyak sedikitnya isi sel berhubungan dengan besar kecilnya tekanan pada dinding sel. Semakin banyak isi sel, semakin besar tekanan dinding sel. Tekanan turgor terbesar terjadi pada pukul 04.00-08.00. Stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air kedalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel ke potensi air lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel akan tergantung pada jumlah bahan yang terlarut (solute) didalam cairan sel tersebut. Semakin banyak bahan yang terlarut maka potensiosmotic sel akan semakin rendah. Dengan demikian, jika tekanan turgor sel tersebut tetap, maka secara keseluruhan potensi air sel akan menurun. Untuk memacu agar air masuk ke sel penjaga, maka jumlah bahan yang terlarut di dalam sel tersebut harus ditingkatkan (Lakitan, 1993).
       Skema mekanisme membukanya stomata Cahaya fotosintesis dalam sel-sel mesophyl berkurangnya CO2 dalam ruang antar sel  menaikan pH dalam sel penutup perubahan enzimatik menjadi gula menaikkan kadar gula menaikkan tekanan osmotik dari getah sel menaikkanturgor stomata membuka (Pandey dan Sinha, 1983).
Salisbury dan Ross (1995) menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata yaitu :
1.      Faktor eksternal : Intensitas cahaya matahari, konsentra si CO2 dan asam absisat (ABA). Cahaya  matahar  merangsang sel penutup menyerap ion K+ dan air, sehingga stomata membuka pada pagi hari. Konsentrasi CO2 yang rendah di dalam daun juga menyebabkan stomata membuka.
2.      Faktor internal (jam biologis) : Jam biologis memicu serapan ion pada pagi hari sehingga stomata membuka, sedangkan malam hari terjadi pembasan ion yang menyebabkan stomata menutup.
Stomata pada tumbuhan berbeda karena perbedaan keadaan letak sel penutup, penyebarannya, bentuk dan letak penebalan dinding sel penutup serta arah membukanya sel penutup, jumlah dan letak sel tetangga pada tumbuhan dikotildan monokotil, letak sel-sel penutup terhadap permukaan epidermis, dan antogene/asal-usulnya. Stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air ke dalam selpenjaga tersebut. Pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya akan selalu dari selyang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel ke potensi air lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel akan tergantung pada jumlah bahan yang terlarut. (Haryanti, 2009).
2.3 Tanaman C3,C4 dan CAM
2.3.1        Defenisi tanaman C3,C4 dan CAM
Tumbuhan C4 dan CAM merupakan tumbuan yang lebih adaptif di daerah yang cukup panas dan kering jika dibandingkan dengan tumbuhan C3. Namun pada tanaman C3 lebih adaptif pada kondisi dengan kandungan CO2 beratmosfer tinggi.
Tanaman C3 biasanya ialah tanaman yang umumnya berada di wilayah dingin, bisa berfotosintesis dengan lebih baik dari tanaman c4 di bawah suhu 25 derajat celcius. Pada tanaman C3, fiksasi CO2 akan terjadi secara langsung oleh siklus Calvin. Contohnya adalah gandum, beras.
Tanaman C4 hampir memiliki cara kerja yang sama dengan tanaman C3, namun tanaman C4 perlu membentuk molekul C4 terlebih dahulu sebelum bisa memfiksasi CO2. Contoh : jagung, tebu.
CAM (Crassulacean-Acid-Metabolism) dapat dilakukan oleh tanaman sukulen, biasanya tanaman ini hidup di tempat yang kering. Bedanya dengan tanaman C4 ialah mereka membuka stomata mereka pada malam hari. Contoh : paku-pakuan, kaktus, teratai, dsb.
2.3.2    Morfologi tanaman C3, C4 dan CAM
Berdasarkan tipe fotosintesis, tumbuhan dibagi ke dalam 3 kelompok besar yaitu C3, C4, dan CAM. Secara morfologis, anatomis, dan biokimia, tanaman C3 dan C4 berbeda. Umumnya daun tanaman C4 berbentuk memanjang sempit, memiliki ruang antar sel kecil-kecil dengan vena rapat dan sel-sel berkas pengangkut besar berisi banyak kloroplas. Pada tanaman C3 kloroplas terdapat pada semua sel mesofil, masing-masing berisi enzim fotosintetik yang mengikat sebagian CO2 yang berdifusi ke dalam daun. Pada tanaman C4 ada 2 tipe sel fotosintesis, sel-sel berkas pengangkut yang besar di sekitar vena dan sel-sel mesofil sekitar berkas pengangkut.
Tumbuhan CAM stomatanya membuka pada malam hari dan menutup pada siang hari. Tumbuhan yang yang tergolong CAM banyak mengandung air (sukulen), asam organik terutama asam malat dan asam isositrat tumpul pada daun di malam hari, tetapi akan hilang pada siang hari. Perubahan ini dapat mudah diperlihatkan dengan jalan tetrasi cairan sel yang ekstrak dari daun berdaging.
Tumbuhan C4 dan CAM lebih adaptif di daerah panas dan kering dibandingkan dengan tumbuhan C3. Namun tanaman C3 lebih adaptif pada kondisi kandungan CO2 atmosfer tinggi. Sehingga dengan meningkatnya CO2 di atmosfer, tanaman C3 akan lebih beruntung dari tanaman C4 dalam hal pemanfaatan CO2 yang berlebih.
2.3.3        perbedaan tanaman C3, C4 dan CAM
Tanaman C3 yaitu:
a.       Lebih adaktif pada kondisi kandungan CO2 atmosfer tinggi.
b.      Enzim yang menyatukan CO2 dengan RuBP, juga dapat mengikat O2 pada saat yang bersamaan untuk proses fotorespirasi.
c.       Karbon dioksida masuk ke siklus calvin secara langsung.
d.      Di sebut tumbuhan C3 karena senyawa awal yang terbentuk berkarbon (fosfogliserat).
e.       Sebagian besar tumbuhan tinggi masuk ke dalam kelompok tumbuhan C3.
f.       Apabila stomata menutup akibat stress terjadi peningkatan fotorespirasi pengikatan O2 oleh enzim Rubiscoz
Tanaman C4 yaitu:
a.       Adaptif di daerah panas dan kering.
b.      CO2 diikat oleh PEP yang tidak dapat mengikat O2 sehingga tidak terjadi kompotisi antara CO2 dan O2.
c.       Tidak mengikat karbon di oksida secara langsung.
d.      Sel seludang pembuluh berkembang dengan baik dan banyak mengandung kloroplash.
e.       Fotosintesis terjadi di dalam sel mesifil dan sel seludang pembuluh.
f.       Pengikatan CO2 di udara melalui lintasan C4 di sel mesofil dan reduksi karbon melalui siklus calvin (siklus C3) di dalam sel seludang pembuluh.
Tanaman CAM yaitu:
a.       Adaptif di daerah panas dan kering.
b.      Pada malam hari asam malat tinggi, pada siang hari malat rendah lintasan.
c.       Tidak mengikat karbon dioksida secara langsung.
d.      Umumnya tumbuhan yang beradaptasi pada keadaan kering seperti kaktus, angrek dan nenas.
e.       Reduksi karbon melalui lintasan C4 dan C3 dalam sel mesofil tetapi waktunya berbeda.
f.       Pada malam hari terjadi lintasan C4 pada siang hari terjadi suklus C3.
2.3.4 Siklus tanaman C3, C4 dan CAM
Pada tanaman C3, enzim yang menyatukan CO2 dengan RuBP (RuBP merupakan Substrat untuk pembentukan karbohidrat dalam proses fotosintesis) dalam proses awal assimilasi, juga dapat mengikat O2 pada saat yang bersamaan untuk proses fotorespirasi ( fotorespirasi adalah respirasi,proses pembongkaran karbohidrat untuk menghasilkan energi dan hasil samping, yang terjadi pada siang hari) . Jika konsentrasi CO2 di atmosfir ditingkatkan, hasil dari kompetisi antara CO2 dan O2 akan lebih menguntungkan CO2, sehingga fotorespirasi terhambat dan assimilasi akan bertambah besar.
       Pada tanaman C4, CO2 diikat oleh PEP (enzym pengikat CO2 pada tanaman C4) yang tidak dapat mengikat O2 sehingga tidak terjadi kompetisi antara CO2 dan O2. Lokasi terjadinya assosiasi awal ini adalah di sel-sel mesofil (sekelompok sel-sel yang mempunyai klorofil yang terletak di bawah sel-sel epidermis daun). CO2 yang sudah terikat oleh PEP kemudian ditransfer ke sel-sel "bundle sheath" (sekelompok sel-sel di sekitar xylem dan phloem) dimana kemudian pengikatan dengan RuBP terjadi. Karena tingginya konsentasi CO2 pada sel-sel bundle sheath ini, maka O2 tidak mendapat kesempatan untuk bereaksi dengan RuBP, sehingga fotorespirasi sangat kecil and G sangat rendah, PEP mempunyai daya ikat yang tinggi terhadap CO2, sehingga reaksi fotosintesis terhadap CO2 di bawah 100 m mol m-2 s-1 sangat tinggi. , laju assimilasi tanaman C4 hanya bertambah sedikit dengan meningkatnya CO2.
       Jalur CAM serupa dengan jalur C4 dalam hal karbon dioksida terlebih dahulu dimasukkan kedalam senyawa organic intermediet sebelum karbon dioksida ini memasuki siklus Calvin. Perbedaannya ialah bahwa pada tumbuhan C4, kedua langkah ini terjadi pada ruang yang terpisah. Langkah ini terpisahkan pada dua jenis sel. Pada tumbuhan CAM, kedua langkah dipisahkan untuk sementara. Fiksasi karbon terjadi pada malam hari, dan siklus calvin berlangsung selama siang hari. (Hopkins, 2004)
















BAB III
METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu.
       Praktikum dilakukan di pelataran Himti dan Labolatorium Fisiologi Tumbuhan jurusan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin  Makassar  pada hari jum’at 16 september 2016 pukul 08:00 WITA dan Selasa 20 septenber 2016 pukul 13:00 WITA,
3.2 Alat dan Bahan
       Alat yang di gunakan dalam praktikum ini yaitu preparat, gunting, tisyu, plaster bening, dan Mikroskop sedangkan bahan yang digunanakan yaitu daun tanaman coklat, dan kuteks.
3.3 Prosedur kerja
3.3.1 Prosedur kerja pengambilan sampel stomata yaitu:
1.      Membersihkan daun dengan menggunakan tisyu!
2.      Oleskan kuteks bening pada sela buku daun di atas permukaan daun dan di bawah permukaan daun!
3.      Diamkan daun yang telah diberi kuteks hingga kering!
4.      Tempelkan plaster bening pada bagian daun yang telah diberi kuteks bening yang telah di keringkan!
5.      Siapkan dua preparat yang telah di beri label!
6.      Angkat plaster yang telah di tempel di atas kuteks yang kering lalu tempel di atas preparat!
7.       Simpan preparat yang telah di tempeli sampel stomata di dalam plasti
3.3.2 Prosedur kerja pengamatan stomata yaitu:
1.      Siapakan sampel yang telah di ambil!
2.      Amati setiap sanpel yang di rasa mempunyai stomata dengan menggunakan mata telanjang!
3.      Lentakkan preparat yang berisi sampel stomata yang telah di amati dengan menggunakan mata telanjang di papan preparat pada mikroskop!
4.      Gunakan pembesaran 10 untuk mengetahui letak dari stomata tersebut!
5.      Setelah letak stomata telah di ketahui pada pembesaran 10 maka gunakan pembesaran 40 untuk dapat melihat stomata dengan jelas!
6.      Foto bentuk stomata di mikroskop!






















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
       Berdasarkan pengamatan stomata yang telah dilakukan maka di dapatkan hasil sebagai berikut.
Tabel 1. HasilPengamatan Stomata
No.
Bagian Stomata
Parameter

Jumlah Stomata
1.
2.
Bagianatas
Bagian bawah
6
9
Sumber : Data Primer Hasil Pengamatan 2016

4.2 Pembahasan
       Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa pada bagian atas atau permukaan daun terdapat sembilan stomata sedangkan pada bagian bawah daun terdapat enam stomata yang dapat terlihat di mikroskop. pengambilan sampel stomata di lakukan pada daun kakao yang  dimana menggunakan sampel bagian atas permukaan daun dan bagian bawah daun, daun yang di gunakan untuk pengambilan sampel stomata ini adalah pucuk daun pada tanaman kakao, setelah pengambilan sampel lalu diuji di labolatorium dengan menggunakan Mikroskop yang dimana hasilnya menunjukkan bahwa tidak semua sampel yang diambil memilliki/mempunyai stomata ini dikarenakan karena tidak semua bagian daun memiliki stomata apalagi daun yang sifatnya masih muda atau pada bagian pucuk daun sehingga sulit ditemukan stomata pada bagian tersebut.
Stomata pada sebagian besar tumbuhan lebih terkonsentrasi pada permukaan bagian bawah daun, yang mengurangi transpirasi karena permukaan bagian bawah menerima lebih sedikit cahaya matahari dibandingkan dengan permukaan atas (Campbell, dkk., 2003).
Tidak semua stomata pada spesies sangat peka terhadap kelembaban atmosfer. Stomata menutup bila selisih kandungan uap air di udara dan di ruang antar sel melebihi titik kritik. Hal itu mungkin disebabkan gradien uap yang tajam mendorong penutupan stomata, respon paling cepat terhadap kelembaban yang rendah terjadi pada saat tingkat cahaya rendah. Suhu tinggi (30 – 350C) biasanya menyebabkan stomata menutup. Mungkin hal ini sebagai respon taklangsung tumbuhan terhadap keadaan rawan air, atau mungkin karena laju respirasi naik sehingga CO2 dalam daun juga naik. Stomata membuka karena meningkatnya pencahayaan (dalam batas tertentu) dan peningkatan cahaya menaikkan suhu daun sehingga air menguap lebih cepat naiknya suhu membuat udara mampu membawa lebih banyak kelembaban sehingga transpirasi meningkat dan akan mempengaruhi bukaan stomata. (Salisbury dan Ross, 1995).

















BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
       Stomata ini berfungsi sebagai jalan masuknya CO2 dari  udara pada proses  fotosintesis, sebagai jalan penguapan (transpirasi), dan sebagai jalan pernapasan (respirasi). Stomata sangat penting bagi tumbuhan karena pori stomata merupakan tempat terjadinya pertukaran gas dan air antara atmosfer dengan system ruang antar sel yang berada pada jaringan mesofil di bawah epidermis. Hal ini sangat menyebabkan stomata sangat berperan dalam proses transpirasi dan fotosintesis
5.2 Saran
       Sebaiknya dalam pengamatan di labolatorium praktikan dalam setiap perwakilan kelompok harus melakukan pengamatan dan setiap pengamatan yang di lakukan asisten  harus memberi batasan waktu agar setiap kelompok dapat bagian untuk mengamat sehingga kita sebagai praktikan dapat belajar mengamat sendiri.













DAFTAR PUSTAKA
http:// biologigonz. blogspot. com/2011/02/ Stomata. html (Diakses tanggal 22 september 2016)

Arifin.2010.Jaringan epidermis dan derivatnya (Online) (http://arifinbits. wordpress. com/2010/04/01/jaringan-epidermis-dan-derivatnya/) (Diakses pada tanggal 22 september 2016).

Campbell, dkk. 2003. Biologi Jilid 2. Jakarta. Erlangga. http://agroteknologi.web.id/ perbedaan-antara-tanaman-c3-c4-dan-cam/ (diakses pada tanggal 22 september 2016).

Lakitan,Benyamin.2007.Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan.Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.

Lestari, E.G. 2006. Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64. Jurnal Biodiversitas 7(1): 44-48.

Nasaruddin. 2002. Aktivitas beberapa proses fisiologis tanaman kakao muda di lapang pada berbagai naungan buatan. Jurnal Agrisistem. 2(1)

Dwidjoseputro, D., 1984, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, PT. Gramedia, Jakarta.
.









LAMPIRAN
Gambar 1.1 stomata bagian atas daun








Gambar 1.2 stomata bagian bawah daun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pemuda Kontributif Designed by Templateism | Blogger Templates Copyright © 2014

Gambar tema oleh richcano. Diberdayakan oleh Blogger.